18tahun telah berlalu sejak kepergianmu
Semua terasa seolah mimpi belaka
Aku kehilangan seorang teman dan juga guru
Tiada lagi nasihat, dan canda jenaka
Dalam keresahan ketika dilanda gejolak renjana
Betapa aku merindukan pandanganmu yang bijaksana
Dalam keceriaan saat kami semua berkumpul bersama
Aku berharap kau ada dan ikut bergembira
Adakalanya aku tergoda oleh penyesalan
Begitu banyak yang ingin aku ceritakan
Tapi tak pernah sempat aku kemukakan
Karena berbagai alasan dan pertimbangan
Aku tidak pernah berhenti mengagumimu
Kau memiliki ketenangan
Untuk mengubah apa yang tak bisa kau terima
Aku tidak pernah berhenti menyayangimu
Kau mempunyai keberanian
Untuk menerima apa yang tak bisa kau ubah
Aku tidak pernah berhenti menghormatimu
Kau mempunyai kebijakan
Untuk memahami perbedaan kedua hal itu
18tahun yang lalu, ketika genderang sangkakala
Melagukan penghormatan terakhir
Aku berdiri tegar tanpa titik air mata
Karena telah kuikhlaskan kepergianmu itu
Malam ini, ketika aku melakukan perjalanan pikir
Aku tidak merasa malu untuk mengatakan:
papa, aku sangat kehilangan!"
Kau adalah papa, teman dan guru yang terbaik bagiku